aku, ibu dan meja makan

🖤
2 min readJan 4, 2023

--

tw // implied suicidal thoughts, verbal abuse

aku tidak lapar.

ini perkelahian ke sekian kali antara aku dan ibu. topiknya selalu sama: kapan aku lulus? lebih baik aku berhenti kerja saja. kenapa aku gak pernah terbuka sama ibu?

kali ini, ibu memarahiku di meja makan. awalnya ibu kesal karena aku tidak memasak lauk yang disiapkannya untukku (aku tidak lapar, akan ku masak nanti, jangan memarahiku terus) dan dilanjutkan dengan tuntutan-tuntutan ibu selanjutnya.

selalu sama.

selalu berakhir dengan kalimat yang sama pula.

“apa yang akan kamu lakukan kalau ibu mati? nanti kamu akan menyesal.”

aku tak pernah bercerita terlalu banyak dengan siapapun, terlebih kepada ibu. sulit rasanya untuk menyusun kata-kata yang pas tanpa membebani atau menyakiti perasaan orang lain. ibu selalu mempermasalahkan hal ini kepadaku.

di malam itu, perkataan ibu menjadi semakin menyakitkan seiringan dengan diamku.

“anak gak punya otak, gak bisa mikir. kerjaannya tidur terus tanpa memikirkan orang tua.”

mungkin seharusnya aku tetap diam saja, membiarkan ibu melampiaskan amarahnya kepadaku sampai ibu puas, lalu pergi diam-diam ke kamarku. seharusnya mungkin begitu.

sebaliknya, aku malah berucap: “sepertinya aku lebih dekat dengan kematian daripada ibu. apakah ibu lupa bahwa aku minum obat sakit jiwa? bukankah ibu akan menyesal telah menghinaku seperti ini, jika aku benar-benar mati?”

ibuku tidak mau kalah. “kamu tidak pernah curhat apapun dengan ibu.”

“tidak ada gunanya juga. semua akan menjadi salahku. selalu seperti itu semenjak aku kecil.”

aku memandangi ibuku. kala itu, pandangannya hanya tertuju pada sepiring nasi yang sepertinya tidak tersentuh sama sekali. aku mencoba untuk tidak memandangi gurat wajahnya (sedih, marah, bingung?)

makananku kini juga terlihat seperti pajangan semata.

aku tidak lapar.

--

--

🖤

23 years old. she/her. i write so i could function.